facebook

Selasa, 09 Juni 2015

Kisah seorang Pemuda

0



Kisah Seorang Pemuda
Di atas mimbar salah satu rumah Allah di dataran India, seorang lelaki tua dengan sorot tajam membelakangi arah kiblat, menghadapi jamaah shalat jumat yang khusuk mendengarkan khutbahnya. Suaranya kadang tegas, kadang lantang-menantang, kadang perlahan membuat dada bergetar dan kepala terunduk.
                Itulah ia mengeluarkan gundah-gulananya, mengeluhkan kondisi India yang semakin parah. Tak terhitung jumlah dan jenis kemaksiatan yang dipertontonkan para pelakunya. Pemandangan yang sangat jauh dari tuntunan Ilahi berserakan di mana mana.
                Pilu. Dengan lirih ia melambungkan tanda Tanya. Belum lahirkah di tanah ini seorang pemuda yang akan meneruskan perjuangan dakwahnya, padahal ia telah renta dan ajal sudah tersenyum-senyum manantinya?
                Lelaki tua itu berkali-kali mengatakan, betapa ia sangat mengharapkan muncunlnya pemuda yang peduli akan kondisi umatnya, mengajak mereka ke pangkuan syariat Islam dan menegakkan kalimat Allah di muka bumi.
                Antara jamaah yang mendengarakan nasihat itu, tampak sepasang mata bugar tak berkedip memandang lelaki tua itu. Telinganya tajam menyimak keluhan hati sang Syaikh. Ia begitu terkesima.
                Sesuai shalat jumat, ketika satu persatu jamaah masjid pulang ke tempat masing masing, pemuda itu mengampiri sang Syaikh. Dengan penuh rasa takzim ia berkata mantap,” Ya Syaikh, sayalah pemuda itu!”
                Ikrar diri yang digaungkan pemuda itu tidak main main. Seketika sesudahnya, pemuda itu mengurung diri di dalam perpustakaan selama lima tahun. Ia kumpulkan bekal sebenyak banyaknya. Waktu demu waktunya taka ada yang ia biarkan sia sia.
                Akhirnya sejarahlah yang mencatatnya. Allah tidak menyia-nyiakan jerih payah hambanya. Pemuda itu di kemudian hari berhasil mendirikan gerakan Islam yang sangat diperhitungkan. Siapakah pemuda itu? Dialah Abul A’la Al Maudidi, pendiri jamaat Islami. Remaja yang ketika masih berusia lima belas tahun telah mengantungi segenap tekad kuat. Hanya dengan kalimat yang ia ikrarkan kepada sepupunya, “Akulah Pemuda Itu.” Ia telah berikrar menjadi seorang mujaddid dan mujahid dakwah sampai ketika senja menjempuut usianya.
                Sumber : Tarbawi edisi 12

0 komentar:

Posting Komentar

Labels

Visotor

Angga Saputra (Harapan Pamijahan Bogor). Diberdayakan oleh Blogger.

 
Design by ThemeShift | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Templates | Best Web Hosting